Sabtu, 04 Juni 2011

Boncengan Motor

Kata boncengan mungkin sedikit akrab ditelinga kita, entahlah itu kata serapan daerah atau darimana asalnya saya tidak akan membahasnya lebih dalam terkait kata. Boncengan menurut Mr. Google pengertiannya adalah "tempat untuk membonceng atau menaruh bagasi (barang yg dibawa) pada sepeda, sepeda motor, dsb."

Berboncengan berkaitan erat dengan pengunaan moda transportasi umum semi privat yang bernama OJEK. keberadaan ojek saat ini sudah tak asing lagi, terutama dikota- kota besar dan pusat- pusat keramaian. dengan mengunakan jasa ojek kita dapat mencapai tempat yang kita tuju dengan lebih cepat terutama didaerah langganan kemacetan. cukup dengan selap- selip, hap, hap, hap sampai deh tarifnya juga cukup terjangkau tergantung jarak yang kita tempuh.

Mengapa dan kenapa sih boncengan yang dibahas kali ini?

Ya, mungkin bagi orang yang cukup mengenal saya (Ani Setiya Rahayu) dan pernah beberapa kali dan dalam beberapa kesempatan menawarkan tumpangan atau bantuannya dengan sangat tulus untuk membonceng saya namun terpaksa mengalami penolakan dari saya secara langsung. Mungkin inilah jawaban dari penolakan- penolakan saya selama ini dan semoga dapat dengan mudah dipahami.
Kegiatan bonceng membonceng ini tak salah bagi saya, SELAMA masih sesama mahram dan yang terpenting tidak menimbulkan fitnah. karena berboncengan bagi yang bukan mahramnya itu hukumnya dilarang, bahkan sudah ada fatwa MUI terkait hukum berboncengan dengan bukan muhrim atau bahkan pacar dan dalilnya adalah sabda Rasulullah SAW berikut ini: 

"Barangsiapa beriman kepada Allah dan hari akhir, maka jangan sekali-kali dia bersendirian dengan seorang perempuan yang tidak bersama mahramnya, karena yang ketiganya ialah syaitan. "
(Riwayat Ahmad)
Bagi seorang akhwat atau wanita yang tak pandai dalam mengendarai motor saat ini banyak juga akhwat atau teman sesama wanita yang telah memiliki kemampuan yang tak kalah dengan kaum adam dalam mengendarai sepeda motor, bahkan kadang lebih ganas. (disebut sebagai akhwat bikers...hahaha ngarang!)

Bagi saya yang memiliki postur besar dan berat sungguh sangat tersiksa apabila naik motor. Eits, bukan karena saya sakit atau merasa gengsi apabila berkendara, namun saya tersiksa dengan perasaan sendiri yang tak enak dan amat sangat tak ingin membebani orang lain dengan beban tubuh saya yang tentunya tak ringan. walaupun saya tau mereka dengan sangat ikhlas memabntu, tapi sungguh ada perasaan seperti itu yang tak mungkin saya dapat hindari.

Apabila saya sampaikan ini secara langsung beberapa menjawab:
"Ya Allah, gak usah dipikirin kali ukh gak apa- apa kok...."

"Kan ini pake motor jadi gak berat lah, santai aja kali..."

"dsb"

Alternatif yang pastinya akan saya pilih adalah memilih berjalan kaki atau dengan moda transportasi lain yang lebih aman dan tidak membebani siapapun cukuplah nanti saja saya membebani orang lain manakala diri ini sudah tak sanggup lagi berdiri dan berjalan.
Hal ini muncul mungkin karena didalam keluarga inti saya (Bapak, Mama, dan Kakak) tak ada satu orangpun yang dapat mengendarai sepeda motor dan ada beberapa trauma akibat sepeda motor.

Bagiku hutang harta dapat dibayar dengan harta,
Namun hutang budi akan selalu membekas didalam hati.

Jazakallah Khairan Jaza dan afwan jiddan kepada saudara, keluarga dan teman- teman yang sedikit banyak protes akibat sikap yang seperti ini dan tak ada maksud sedikitpun untuk menyakiti karena sungguh tak ingin diri ini menjadi beban bagi orang lain.

Semoga Dapat Dipahami Yaaaa...:)

Pondok Labu, 050611 02. 58 WIB



Tidak ada komentar:

Posting Komentar